Kamis 29 April 2021
Dalam Surah An-Nasr, Allah Subhanahu Wa Ta'ala menegaskan "Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan engkau melihat manusia berbondong-bondong masuk agama Allah, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohon ampunan kepada-Nya. Sungguh, Dia Maha Penerima Tobat." (An-Nasr : 1-3). Ada satu hal prinsip yang patut kita renungi ketika kita membaca surah An-Nasr. Beberapa ulam menegaskan bahwa surah An-Nasr adalah surah yang Allah ingin menggambarkan tentang 1 persitiwa besar yaitu Fathu Makkah.
Jadi ada beberapa ulama yang mengaitkan surah an-Nasr ini dengan pembebasan Kota Makkah atau yang kita kenal dengan istilah Fathu Makkah. Apa pesan moral dari surah An-Nasr ketika kita coba kaitkan dengan peristiwa Fathu Makkah? Jika kita kaitkan ketika Rasulullah berhasil membebaskan Kota Makkah dari cengkraman orang-orang musyrik, mengembalikan posisi kesucian Kota Makkah ketangan kaum muslimin maka yang harus dan perlu untuk dilakukan pertama kali adalah bersyukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala atas anugerah ini. Artinya Rasulullah, para sahabat, dan para kaum muslimin diminta untuk mensyukuri atas bebasnya Kota Makkah dari cengkraman orang-orang musyrik saat itu.
Ada yang menarik dari ayat ini, ketika pesan moralnya adalah syukur ternyata kalimat syukur yang di elaborasi dalam ayat ini tidak hanya satu kalimat dan tidak hanya tahmid. Selama ini kita mengenal bahwa bukti kita bersyukur kepada Allah adalah dengan menyebut Alhamdulillah, tapi jika kita merujuk pada surah An-Nasr disitu ada 3 sebuah ungkapan sebagai bentuk peng-Agungan Allah yang dirangkai menjadi 1 sebagai bentuk tasyakur kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, yaitu: Fa sabhih, Bihamdi robbika, Wastagfir. Inilah sebenarnya 3 kalimat zikir yang Allah rangkai menjadi satu kesatuan sebagai sebuah ungkapan kita ingin mensyukuri anugerah Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Ternyata Surah An-Nasr mengajarkan kita bagaimana semestinya bersyukur terhadap berbagai anugerah yang Allah berikan.
Penceramah: KH. Khotimi Bahri, M.Si